Lahan Pertanian Cirebon Terancam Gagal Panen, BBWS Cimancis Bangun Sumur Bor
Cirebon – Ribuan hektare lahan pertanian di wilayah Cirebon timur terancam gagal panen akibat gangguan aliran irigasi dari hulu di Kabupaten Kuningan yang disebabkan oleh longsor. Longsor ini merusak saluran utama air, mengancam suplai air ke sawah-sawah di wilayah tersebut.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWS Cimancis), Dwi Agus Kuncoro, menjelaskan bahwa kerusakan saluran irigasi terjadi pada Minggu malam pekan lalu. Hal ini berdampak langsung pada suplai air yang mengairi sawah-sawah di Kecamatan Waled, Ciledug, Pabuaran, Babakan, Pabedilan, Gebang, dan Losari.
Menurut Agus, longsor disebabkan oleh derasnya aliran air dari limpasan hujan yang masuk ke dalam cross drain peninggalan zaman Belanda. “Volume air yang besar membuat saluran tidak mampu menampung, sehingga menyebabkan longsor pada struktur saluran,” jelasnya pada Kamis, 1 Mei 2025.
BBWS Cimancis bergerak cepat melakukan perbaikan dan mitigasi agar kerugian petani tidak meluas. Agus mengklaim bahwa pihaknya sedang menangani kerusakan melalui proses pengecoran yang membutuhkan waktu sekitar tujuh hari untuk mengering dan siap dialiri air kembali. Diperkirakan, pasokan air bisa mengalir sekitar tanggal 9 Mei.
Selain itu, BBWS Cimancis telah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon untuk melakukan langkah-langkah strategis guna menyelamatkan lahan pertanian yang terancam kekeringan. “Saat ini, kami menyiapkan pompa untuk mengalirkan air dari sungai ke lahan pertanian sawah yang masih bisa dijangkau. Sementara untuk daerah yang jauh dari sungai, kami melakukan pengeboran air tanah,” tegas Agus.
Agus menambahkan bahwa langkah darurat ini merupakan pertolongan pertama bagi petani yang sawahnya sudah dalam tahap pembenihan atau penanaman agar tanaman padi tidak mati kekeringan. BBWS Cimancis memprioritaskan lahan sawah yang sudah dibenih dan ditanami melalui pembuatan sumur bor (pantek) untuk menyuplai air ke lahan pertanian, guna mencegah gagal panen massal, terutama di musim tanam yang sedang berlangsung saat ini.
“Kami berharap, dalam dua minggu ke depan, kondisi bisa mulai normal kembali. Tapi selama masa itu, kami akan terus memantau dan melakukan langkah-langkah darurat yang diperlukan,” tutupnya.
Menurut data dari Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, ada sekitar 4.500 hektare lahan pertanian yang terdampak di tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Waled, Pabuaran, Babakan, Ciledug, Pabedilan, Gebang, dan Losari.
Sumber: BBWS Cimancis, Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon